Menu

Rabu, 23 Oktober 2013

PERJANJIAN MEJA PENGANTIN


PERJANJIAN MEJA PENGANTIN


CALON ISTRI: "Sebelum engkau jadi
suamiku, maukah kau berjanji tentang
sesuatu kepadaku?"
CALON SUAMI: "Janji tentang apa?"
CALON ISTRI: "Berjanjilah, bila kita
punya anak nanti, senakal dan sebandel apapun, semarah dan
sejengkel apapun dirimu, berjanjilah...
Untuk tidak memukul anakmu di
kepalanya!"
CALON SUAMI: "Baiklah.. Aku berjanji."
CALON ISTRI: "Terima kasih."
CALON SUAMI: "Tapi bolehkah aku tahu
apakah alasannya..?"
CALON ISTRI: "Aku ingin kau selalu
ingat janjimu, untuk mendidik anak-
anakku nanti dengan baik, sopan,
disiplin dan bijaksana. Tanpa adanya kekerasan dan kesewenang-wena
ngan.
Jadi hati-hatilah mendidik putra putriku
nanti. Manakala kau memukul, maka
pukullah di bagian kaki jangan bagian
kepala. Apabila kau memukul anakmu di bagian kepala, sama artinya kau
berhadapan dengan aku. Kau
memukul anakku di kepala, maka
jatuhlah talak 1."
CALON SUAMI: "Baiklah, aku akan
pegang janjiku padamu."
CALON ISTRI: "Ketahuilah, di kepala ada banyak sel dan saraf. Manakala kau
pukul kepalanya, atau kau jewer
kupingnya, maka putuslah beberapa
sel penting di kepalanya. Ada sel yang berhubungan dengan kecerdasan, IQ, kearifan, kesopan santunan,
keberanian, sosial dan lain-lain. Coba
perhatikan..
Banyak anak depresi karena dipukuli
ortunya. Banyak anak jadi brutal
karena sering dipukuli bapaknya. Banyak anak jadi bodoh karena
dijewer kupingnya. Banyak anak
cenderung penakut karena sering
dibentak-bentak ortunya."
CALON SUAMI: "Ok Ok aku paham.
Intinya, jangan ada kekerasan dalam pendidikan anak-anak kita nanti."
CALON ISTRI: "Yups, Yang ada adalah
latihan kemandirian dan kedisiplinan,
karena kekerasan bukanlah
kedisiplinan, melainkan arogans dan
penyaluran amarah belaka."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar